Pencapaian pertumbuhan di Jatim tahun 2015 hingga 2017 berada diatas diatas angka nasional. Namun pada tahun 2017, perekonomian tercatat sedikit melambat. Dari sisi permintaan, terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada PMTB (6.07%) walaupun ada penurunan ekspor sebesar -4.26%. Kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi terbesar di Provinsi Jawa Timur adalah konsumsi rumah tangga dan net ekspor antar daerah.
Menurut sektornya, kontribusi pertumbuhan terbesar pada tahun 2017 disumbang oleh sektor pengolahan, perdagangan dan informasi dan komunikasi secara berturut-turut. Sedangkan pertumbuhan tertinggi dialami sektor pertambangan penggalian dan penyediaan akomodasi. Sektor pertanian memiliki pertumbuhan terendah akibat dari alih lahan pertanian.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur selalu lebih tinggi dibandingkan nasional. Menurut sektor, industri yang berkontribusi cukup tinggi yaitu industri pengolahan dan perdagangan. Hal yang menjadi kekhawatiran adalah sektor pertanian yang cenderung menurun. Sektor primer (pertanian dan pertambangan) menurun yang disebabkan oleh menurunnya hasil pertanian. Sedangkan menurut studi, pertanian menjadi tools yang efektif dalam menurunkan ketimpangan. Dalam studi lain, disebutkan bahwa sektor jasa memiliki efek yang besar terhadap penurunan kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi diraih oleh Kota Batu, Kab. Sampang dan Kota Surabaya. Sedangkan yang terendah adalah Kab. Lumajang, Kab. Sumenep dan Kab. Bangkalan. 74% kab/kota memiliki pertumbuhan ekonomi diatas pertumbuhan ekonomi nasional sedangkan 26% kab/kota dengan pertumbuhan diatas pertumbuhan ekonomi provinsi.
Tingkat Kemiskinan
Jawa Timur memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional. Namun, apabila dilihat tren dari tahun 2015, terjadi penurunan pada angka kemiskinan provinsi. Garis kemiskinan Provinsi Jawa Timur juga berada dibawah angka nasional. Lebih jauh lagi, terjadi peningkatan dalam Indeks Kedalaman (p1) dan Keparahan Kemiskinan (p2) sedangkan jumlah penduduk miskin relatif konstan. Menurut studi, program kemiskinan yang dijalankan oleh pemerintah mayoritas berbentuk pemberdayaan SDM dengan sasaran kemiskinan level 2. Seharusnya pemerintah juga menyediakan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan level 1. Sekitar 66% penduduk miskin di perdesaan, pada tahun 2017 jumlahnya menurun dibandingkan tingkat kemiskinan di perkotaan.

Tingkat kemiskinan terendah diraih oleh Kota Malang, Kota Batu dan Kota Madiun. Sedangkan yang tertinggi adalah Kab. Probolinggo, Kab. Bangkalan dan Kab. Sampang. Yang perlu digarisbawahi adalah tingginya tingkat kemiskinan di Pulau Madura. Salah satu fenomena yang terjadi adalah tingginya perpindahan penduduk ke luar pulau dan luar negeri. Hal ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pendudukan sekitar untuk dapat memanfaatkan aliran uang masuk misalnya mebuat UMKM. Belum adanya strategi khusus untuk mengatasi kesenjangan ini mengakibatkan belum maksimalnya pemanfaatan potensi Pulau Madura. Adapun beberapa intervensi pemerintah daerah dalam mengurangi kemiskinan Bantuan Beras Bersubsidi, program Jalinmantra dan Pinjaman Murah.
Tingkat Pengangguran Terbuka
Tingkat pengangguran di Jawa Timur dibawah angka nasional yaitu 4% dengan tren yang semakin membaik. Pada tahun 2017, terjadi peningkatan angkatan kerja dan perbaikan penyerapan angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terendah diraih oleh Kabupaten Pacitan, Kab. Situbondo dan Kab. Sumenep. Sedangkan yang tertinggi adalah Kota Malang, Kota Surabaya dan Kab. Ngawi.
Menurut pendidikan, penduduk bekerja mayoritas berpendidikan SD (di atas 45%) dan paling sedikit berpendidikan terakhir diploma. Tingkat pengangguran tertinggi paling banyak berasal dari SMK dibandingkan tingkat pendidikan yang lain, padahal pemerintah mencanangkan program pengembangan SMK. Perlu digali kembali apakah hal ini disebabkan oleh model produksi yang tidak membutuhkan SDM lulusan SMK atau dinamika pekerjaan yang terlalu cepat sehingga keahlian spesifik seperti SMK akan menjadi sulit.
Lulusan SMK benar langsung dapat memasuki dunia kerja. Namun lulusan tersebut merupakan tenaga kontrak yang kemungkinan tidak dijadikan pegawai tetap atau kontrak tidak diperpanjang. Di satu sisi, pekerjaan yang dilakukan oleh lulusan SMK merupakan pekerjaan yang dasar dan bersifat replaceable. Pada umumnya, anak-anak yang memiliki kemampuan akademik baik cenderung bersekolah di SMA untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Sedangkan siswa SMK cenderung mempelajari hal-hal dasar sehingga pekerjaan yang mampu mereka lakukan sangat replaceable yang notebene juga dapat dikerjakan oleh lulusan SMA jika diberi pelatihan.
Indeks Pembangunan Manusia
Terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2017 pada indikator IPM di Jawa Timur i.e. 70.27. Walaupun masih dibawah angka nasional, namun gap semakin kecil. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi diraih oleh Kota Surabaya, Kota Malang dan Kota Madiun. Sedangkan yang terendah adalah Kab. Sampang, Kab. Bangkalan dan Kab. Lumajang. Secara umum, IPM Jawa Timur merupakan yang terendah di Pulau Jawa.
Indeks Gini
Terjadi peningkatan yang signifikan dalam indeks gini di Jawa Timur. Gap antara angka nasional dan provinsi juga semakin melebar. Hal ini harus diwaspadai oleh pemerintah daerah karena tren meningkatnya indeks gini terjadi pada 3 tahun terakhir atau berbanding terbalik dengan tren nasional. Selain itu, angka ini merupakan yang tertinggi dari 5 tahun terakhir terutama lebih dikarenakan melebarnya Indeks Gini Perkotaan.
Tentang Penulis

Warung Ekosos
Tim khusus di Sosial Logi yang mempelajari dan mendiseminasikan isu-isu sosial-ekonomi sambil nongkrong di warkop dan ngopi. Ngelmu dengan santuy dan membumi.